BAB
13
BENTUK
BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
I.
Pengertian dan Faktor-faktor
Terbentuknya Hubungan Sosial
A. Pengertian Hubungan Sosial
Hubungan
sosial merupakan hubungan yang dilakukan antara manusia dengan sesamanya di
lingkungan sosialnya sesuai dengan norma yang berlaku. Hubungan tersebut
menimbulkan suatu reaksi yang menyebabkan munculnya tindakan manusia.
Kebutuhan
untuk mengadakan hubungan sosial dengan sesamanya didasarkan pada hal-hal
berikut ini :
1. Kebutuhan Inkuiri
Kebutuhan inkuiri
merupakan suatu kebutuhan yang terwujud dari tingkah laku inkuiri, yaitu
tingkah laku yang muncul dari keinginan untuk bergabung dengan sesamanya.
Misalnya, keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok.
2. Kebutuhan akan kontrol
Kebutuhan akan kontrol adalah kebutuhan untuk mendapatkan pengawasan
dan kekuasaan. Kebutuhan ini mewujudkan tingkah laku kontrol dalam pengambilan
suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan.
3. Kebutuhan akan Afeksi
Kebutuhan afeksi adalah suatu kebutuhan untuk mendapatkan cinta dan kasih
sayang. Kebutuhan itu menimbulkan tingkah laku afeksi, yaitu tingkah laku yang
menunjukkan hubungan intim yang saling melibatkan diri secara emosional.
B. Faktor-faktor Pendorong
Terbentuknya Hubungan Sosial
Terbentuknya
hubungan sosial di masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini
:
1.
Manusia sebagai makhluk sosial
dalam kehidupannya tidak lepas dari bantuan orang lain.
2.
Masing-masing individu mempunyai
suatu motivasi yang sama untuk tujuan tertentu.
3.
Untuk pemenuhan kebutuhan
biologis, seperti papan (tempat tinggal), sandang, dan pangan. Melalui hubungan
sosial pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan mudah.
4.
Adanya kesamaan asal (daerah) dan
bahasa.
5.
Adanya hubungan keluarga.
6.
Adanya hubungan kerja.
7.
Adanya kesamaan ideologi.
8.
Adanya kesamaan kepentingan.
9.
Adanya kesamaan tempat tinggal
(domisili)
10.
Saling membutuhkan.
II.
Bentuk-bentuk Hubungan Sosial
A. Hubungan Sosial yang bersifat
Primer dan Sekunder
1. Hubungan Sosial yang Bersifat
Primer
Hubungan sosial yang bersifat primer
adalah hubungan yang saling kenal-mengenal, ciri-ciri hubungan tersebut
antara lain :
a. Individu yang melakukan hubungan secara fisik berdekatan satu dengan
yang lain, saling kenal-mengenal, saling bicara dan saling melihat (face to face) untuk saling bertukar
pikiran dan perasaan sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang akrab.
b. Dalam hubungan ini terjadi interaksi sosial yang lebih intensif, erat,
dan kekeluargaan.
Contoh :
hubungan sosial yang terjadi dalam keluarga, kawan sepermainan di sekolah,
rukun tetangga, dan kelompok belajar.
2. Hubungan Sosial yang Bersifat
Sekunder
Hubungan sosial yang bersifat sekunder
adalah hubungan sosial yang tidak langsung karena hampir tidak ada tatap muka,
berjauhan, nonpermanen, sifat kekeluargaannya kurang dan cenderung atas dasar
pertimbangan perhitungan untung rugi.
Tujuan
utama hubungan tersebut adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bila
tujuan tidak tercapai atau gagal, maka ada kemungkinan hubungan sosial tersebut
akan rusak atau tidak berlangsung terus.
B. Hubungan Sosial Gemeinschaft dan Gesellschaft
a. Hubungan Sosial yang bersifat
Gemeinschaft (Paguyuban)
Hubungan sosial yang bersifat gemeinschaft
merupakan hubungan sosial yang bersifat alamiah, kekal, dan berdasarkan
hubungan batin. Bentuk hubungan sosial ini dapat dijumpai dalam keluarga,
kelompok kerabat, dan tetangga yang dalam interaksinya saling mengasihi, akrab
sehari-hari, dan selalu bekerja sama. Selain di lingkungan keluarga dan
kerabat, hubungan gemeinschaft juga
dijumpai dalam kelompok-kelompok kecil di masyarakat dan paguyuban yang masih
sederhana (tradisional).
“Gemeinschaft dan Gesellschaft” adalah
pikiran tentang kelompok masyarakat yang dicetuskan oleh Ferdinand Tonnies.
Tonnies berpendapat bahwa gemeinschaft mempunyai
beberapa ciri pokok berikut ini :
a. Intimate, yaitu suatu hubungan sosial yang bersifat menyeluruh dan berlangsung
mesra sekali.
b. Private, yaitu hubungan sosial yang bersifat pribadi, artinya khusus untuk
beberapa orang saja.
c. Exclusive, yaitu hubungan sosial yang bersifat hanya untuk kita dan tidak untuk
orang di luar kita.
Menurut pendapat “Tonnies”, gemeinschaft
(paguyuban) ini dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Gemeinschaft by blood (paguyuban karena ikatan darah), yaitu bentuk hubungan yang didasarkan
pada hubungan darah atau keturunan.
Contoh :
keluarga dan kelompok kekerabatan.
b. Gemeinschaft of place (paguyuban karena tempat), yaitu hubungan sosial yang terjadi karena
berdekatan tempat tinggalnya.
Contoh :
rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), arisan, dan lain-lain.
c. Gemeinschaft of mind (paguyuban karena pikiran atau jiwa), yaitu hubungan sosial yang
terdiri atas orang-orang yang meskipun tidak mempunyai hubungan daerah ataupun
tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran
(ideologis) yang sama.
Contoh :
pergerakan mahasiswa.
b. Hubungan Sosial yang Bersifat
Gesellschaft (Patembayan)
Hubungan sosial yang bersifat gesellschaft
merupakan hubungan sosial yang bersifat mekanis dan jangka waktunya pendek
(terbatas atau sementara). Bentuk hubungan sosial ini dijumpai dalam ikatan
perjanjian, ikatan dalam suatu organisasi atau kelompok, anggota-anggota
militer, dan biro pemerintahan.
Hubungan sosial gesellschaft ditandai
dengan ikatan-ikatan yang dekat dengan intim, saling berkepentingan yang tulus
terhadap kesejahteraan satu sama lain, saling percaya dan kerjasama.
C. Hubungan Sosial Genealogis
dan Teritorial
1. Hubungan sosial genealogis, adalah sistem hubungan sosial yang timbul dari keturunan dan
perkawinan. Contoh : hubungan sosial dalam keluarga dan kerabat yaitu antara
orang tua dengan anak dan anggota keluarga yang lainnya.
2. Hubungan sosial teritorial, adalah hubungan sosial yang atas dasar wilayah tempat tinggal yang
berdekatan.
D. Hubungan Sosial dalam
Struktur Formal dan Informal
1. Hubungan sosial dalam struktur
formal adalah suatu hubungan sosial yang diwarnai
dengan adanya peraturan dasar seperti hukum, undang-undang, dan bagan-bagan organisasi
yang menggambarkan jalur komando dan menentukan peranan para anggotanya.
2. Hubungan sosial dalam struktur
informal adalah bentuk hubungan sosial dalam pribadi
tanpa menunggu proses formal organisasi yang harus disusun. Contoh :
spontanitas pengumpulan dana untuk korban bencana gempa bumi di Yogyakarta
disertai dengan kegiatan anjangsana
di tempat kejadian sekaligus sebagai sukarelawan.
III.
Manfaat dan Akibat Adanya Hubungan Sosial
A. Manfaat Adanya Hubungan
Sosial
Berikut ini
adalah manfaat hubungan sosial bagi kehidupan bermasyarakat :
1. Secara psikologis manusia merasa dapat diterima oleh lingkungan
sosialnya.
2. Tindakan manusia menjadi semakin luas.
3. Hubungan sosial bertambah luas berarti menambah besarnya kerabat.
4. Dengan melakukan hubungan sosial segala pekerjaan yang dijalaninya
semakin relatif ringan.
5. Merasa memiliki lingkungan tempat berbagai suka maupun duka.
B. Akibat Adanya Hubungan Sosial
Hubungan
antara anggota masyarakat dapat menimbulkan permasalahan. Bentuk-bentuk
permasalahan yang muncul, yaitu :
1. Etnocentris dan Xenocentrisme
Etnocentris adalah anggapan bahwa kebudayaan dirinya lebih baik dari kebudayaan
suku bangsa lain, sehingga kelompok ini bersifat statis. Sementara itu, xenocentris adalah orang yang suka pada
kebudayaan asing (luar). Kelompok ini bersifat dinamis karena bersifat terbuka
dengan kebudayaan luar.
2. Diskriminasi
Diskriminasi adalah anggapan tertentu yang dibuat seseorang mengenai
anggota kelompok minoritas sebelum dapat bertemu dengan orang tersebut.
3. Kesetiaan Primordial
Kesetiaan primordial adalah kesetiaan kepada suku.
IV.
Pengertian dan Ciri-ciri Kelompok Sosial
Hubungan sosial terjadi
sebagai akibat adanya naluri manusia yang dalam hidupnya tidak bisa berdiri
sendiri, selalu bergantung dengan manusia lain maka akan menyebutkan terbentuknya
suatu himpunan atau kesatuan manusia yang disebut kelompok sosial. Perlu diingat bahwa tidak semua himpunan manusia
merupakan kelompok sosial. Himpunan
manusia dapat disebut kelompok sosial apabila memenuhi kriteria berikut ini
:
a. Masing-masing anggota memiliki kesadaran bahwa dia merupakan bagian
dari kelompok tersebut.
b. Adanya hubungan timbal balik antar anggotanya.
c. Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama sebagai faktor pengikat atau
pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa kesamaan nasib, tujuan, kepentingan,
atau bahkan faktor bersama.
d. Mempunyai pola perilaku, berstruktur dan berkaidah.
e. Bersistem dan berproses.
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok
sosial (social group) adalah
sejumlah orang yang melakukan hubungan atau berinteraksi secara bersama-sama
dan memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan pada kehendak-kehendak
perilaku yang disepakati.
2. Ciri-ciri Kelompok Sosial
Kelompok
sosial merupakan suatu kesatuan yang memiliki warna dan ciri tersendiri yang
berbeda dari yang lain. Berikut ini adalah ciri-ciri kelompok sosial :
a. Masing-masing anggota mempunyai motif atau tujuan yang sama.
b. Dalam kelompok sosial tersebut, di antara anggotanya mempunyai sikap in group dan out group.
c. Antara anggotanya memiliki solidaritas yang tinggi.
d. Terbentuk struktur kelompok.
e. Mempunyai norma kelompok yang mengikat anggotanya.
f. Adanya suatu pola interaksi sosial.
V.
Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
A. Bentuk kelompok Sosial
Menurut Para Sosiolog
Menurut
para sosiolog, kelompok sosial ini mempunyai 3 (tiga) tipe, yaitu :
1. Sejumlah orang yang memiliki kesamaan karakteristik tertentu.
Contoh :
Orang yang mempunyai kelompok umur, jenis kelamin sama, dan pekerjaan yang sama
merupakan anggota-anggota kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama.
2. Sejumlah orang yang memiliki pola interaksi tertentu yang berlangsung
secara terus menerus dan melembaga.
Contoh :
Kelompok alumni suatu sekolah atau perkumpulan kedaerahan, memiliki pola
interaksi secara terus menerus dan melembaga.
3. Tipe kelompok orang-orang yang berkumpul secara fisik.
Contoh :
Sejumlah siswa yang berada di ruang kelas masing-masing untuk menerima
pelajaran dari guru.
B. Bentuk-bentuk Kelompok Sosial
lainnya
1. Kelompok Sukarela dan
Kelompok Paksa
Kelompok
sukarela adalah suatu kelompok yang seseorang diperbolehkan memilih menjadi
anggota kelompok mana yang diinginkan.
Kelompok
paksa adalah suatu kelompok yang seseorang tanpa diberi kesempatan memilih
langsung didudukkan sebagai anggotanya.
2. Kelompok Dalam (In Group) dan Kelompok Luar (Out Group)
Kelompok
dalam adalah suatu kelompok yang anggotanya merasa serasi dan seperti berada di
tempat sendiri.
Kelompok
luar adalah suatu kelompok yang anggotanya merasa kurang memiliki kepentingan
yang sama, bahkan tidak merasa sebagai anggota kelompok.
3. Kelompok Primer dan Kelompok
Sekunder
Kelompok
primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya memiliki ikatan perasaan
dan kasih sayang yang kuat.
Kelompok
sekunder adalah suatu kelompok yang anggotanya sedikit memiliki ikatan perasaan
dan hampir tidak ada hubungan tatap muka.
4. Kelompok Acuan (Reference Group) dan Kelompok Anggota (Membership Group)
Kelompok acuan merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Membership group merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut.
5. Kelompok Therapeutic dan Encounter
Kelompok therapeutic adalah suatu kelompok yang
anggotanya terdiri atas orang-orang yang memiliki penderitaan yang sama dan
bersatu untuk memperoleh santunan berharga dalam usaha mengatasi
penderitaannya.
Kelompok Encounter adalah suatu kelompok yang
anggotanya terdiri atas orang-orang yang memiliki beberapa jenis kebutuhan yang
berbeda. Mereka sebagai anggota bertujuan untuk memahami diri, mempertinggi
kesadaran diri, dan rasa saling percaya mereka, sehingga akan merasa lebih enak
apabila sedang berinteraksi.
No comments:
Post a Comment